Rabu, 02 Januari 2013

Perjuangan dari semut dan kelapa


            Sekarang ku tuliskan apa yang ku dapatkan saat muhasabah akhir tahun di masjid pusdai yang diselenggarakan oleh harian umum republika. Mungkin tak akan ku tuliskan disetiap pointnya. Tetapi semua narasumber yang telah berbagi ilmunya sangat menginspirasi , mulai dari Gubernur kita pak Ahmad Heriyawan, kemuadian ulama yang sudah ulum yaitu prof .KH. Miftah Farid, disusul dengan aagym dan terakhir adalah inspirator kita pak Jamil Azzaini. Dan sampai saat ini yang masih terngiang dikepalaku adalah tentang pak Jamil Azzaini dan Aagym sampaikan. 

Pak Jamil mengatakan, bagaimana semut yang sekecil itu bisa bolak balik antara Jakarta dan Bandung. Sedangkan banyak yang mengatakan itu tidak mungkin. Tapi ternyata semua itu bisa terwujud, karena yang dilakukan semut adalah masuk kedalam tas seseorang yang akan melakukan perjalanan ke Jakarta. Dan sampai lah ia ke Jakarta. Semua itu mungkin bukan? Secara logika, semut yang kita anggap binatang yang begitu kecil bisa melakukan apa yang seprti manusia lakukan. Dia mungkin tak bisa melakukan dengan sendiri, tapi melalui perantara orang lain semua itu bisa terwujud. Dari situ saya bisa menyimpulkan bahwa didunia ini kita tak bisa hidup sendiri, sebaik apapun hidup kita, semampu apapun kita menopang hidup kita tapi ada saatnya kita membutuhkan bantuan orang lain. Bener bukan?

Kemudian aagym juga mengatakan hidup kita diibaratkan dengan kelapa. Sebelum kita mendapatkan sari pati dari kelapa itu, kita membutuhkan perjuangan terdahulu untuk mendapatkannya. Dimulai mengambilnya dari pohon yang begitu tinggi, tak semua orang bisa mengambil dari pohon tinggi itu tanpa sebuat alat bantu seperti tangga dan sebuah keberanian. Setelah diambil dari pohon, kita masih membutuhkan perjuangan untuk membuka kulit kelapa yang begitu tebal. Menghempaskannya, mengoresnya dengan alat tajam, dan menghunusnya. Sungguh itu sangat membutuhkan tenaga. Perjuangan itu masih dilanjutkan dengan mengorek isinya yang putih untuk dikeluarkan. Apa itu sudah selesai? Ternyata masih ada tahap berikutnya !!
Kita harus memarutnya dengan besi kecil tajam yang ditancapkan dipapan untuk menopangnya. Setelah diparut dan menghasilkan kelapa yang halus barulah diperes dan mendapatkan sari pati dari kelapa itu.
Nah, itulah kehidupan. Semua itu butuh pengorbanan dan perjuangan yang panjang. Tak segampang membalikkan telapak tangan. Untuk mendapatkan yang diinginkan butuh sebuah pengorbanan, dan sebuah kegagalan pasti ada. Kalau misalnya ketika mengambil kelapa dari pohonya trus kita terjatuh, apa kita menyerah begitu saja. Tentu tidak?? Kita akan mengambilnya dilain kesempatan disaat kita sudah sembuh. Begitulah kesuksesan dalam kehidupan. Kegagalan merupakan sesuatu hal yang biasa dan harus dihadapi, jangan pernah takut karena setiap manusia pasti akan mengalami kegagalan. Mau itu kegagalan besar ataupun kegagalan kecil, asalkan kita bisa mengambil sebuah pelajaran dari kegagalan tersebut.
Bagaimana ?? apa kita masih takut dengan kegagalan dan sebuah perjuangan?
Pastinya tidak kan !! ingat, didunia ini kita tak hidup sendiri dan tak selalu berada diatas. Ada saatnya kita berada dibawah. Terus lah berjuang dan hadapi kegagalan karena suatu saat kegagalan itu yang akan membawa kamu pada kesuksesan. Einsten aja 100 kali mengalami kegagalan dan dia tak pernah menyerah untuk membuktikan penemuannya hingga bisa terpatenkan sampai saat ini.

Don’t be afraid to fail. 


0 komentar:

Posting Komentar